Pisau raut hilang di rimba
Pakaian anak raja di Juddah
Karam di laut boleh ditimba
Karam di hati bilakah sudah?
Buah berangan masaknya merah
Kelekati dalam perahu
Luka di tangan nampak berdarah
Luka di hati siapa tahu?
Banyaklah orang menanam pulut
Saya seorang menanam padi
Banyaklah orang karam di laut
Saya seorang karam di hati
Anak punai anak merbah
Hinggap ditonggak mencari sarang
Anak sungai lagikan berubah
Inikan pula hati orang
Naik ke Jawa berkebun serai
Apa diharap pada yang kasih
Badan dan nyawa lagi bercerai
Selasih di Teluk Dalam
Datang kapas Lubuk Tempurung
Saya umpama si burung balam
Mata terlepas badan terkurung
Chau Pandan, anak Bubunnya
Hendak menyerang kota Melaka
Ada cincin berisi bunga
Bunga berladung si air mata
Anak buaya terenang-renang
Anak kunci dalam perahu
Hanya saya terkenang-kenang
Orang benci saya tak tahu
Masuk hutan berburu musang
Musang mati dijerat orang
Macam mana hati tak bimbang
Ayam di sangkar disambar helang
Sakit menebang kayu berlubang
Kayu hidup dimakan api
Sakit menumpang kasih orang
Daripada hidup baiklah mati
Bawa segenggam pergi ke kota
Hati kecewa amatlah parah
Tidur bertilam si air mata
Dari Jawa ke Bengkahulu
Membeli keris di Inderagiri
Kawan ketawa ramai selalu
Kawan menangis seorang diri
Kusangka nanas di tengah padang
Rupanya pandan yang berduri
Kusangka panas hingga ke petang
Rupanya hujan di tengah hari
Akar nibung meresap-resap
Akar mati dalam perahu
Terbakar kampung nampak berasap
Terbakar hati siapa yang tahu
Seri Mersing lagulah lama
Lagu dikarang biduan dahulu
Hatiku runsing gundah gulana
Dimana tempat hendak mengadu?
Apa diharap kepada tudung
Tudung saji terendak Bentan
Apa diharap kepada untung
Untung nasib permintaan badan
Penatlah saya menanam padi
Nenas juga ditanam orang
Penatlah saya menanam budi
Emas juga dipandang orang
Padi jangan dicampur antah
Melukut tinggal sekam melayang
Hatiku jangan diberi patah
Meskipun saya dagang terbuang
Kayu cendana di atas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat di dunia memang begitu
Benda buruk tidak dipandang
Payang retak tali bersimpul
Kendi lokan airnya tumpah
Hidup tidak kerana kaul
Mati bukan kerana sumpah
Anak ayam turun satu
Mati seekor habis hilang
Tiada untung modal tak tentu
Perahu tersadai di atas galang
Pukul gendang tiup nafiri
Anak Keling mandi minyak
Saya umpama rumput di bumi
Rendah sekali pada yang banyak
Pecah belah batu di gunung
Seri dewa berjalan malam
Ya Allah, tidak tertanggung
Rasa tidak dikandung alam
Tidak salah bunga lembayung
Salahnya pandan menderita
Tidak salah ibu mengandung
Salahnya badan buruk pinta
Kalau begini tarah papan
Ke barat juga kan condongnya
Kalau begini untung badan
Melarat juga kesudahannya
Nyiur muda luruh setandan
Diambil sebiji lalu dibelah
Sudah nasib permintaan badan
Kita dibawah kehendak Allah
Tuan puteri tersadung batu
Ambil ubat di atas para
Alangkah sedih cinta tak restu
Jiwa merana hati sengsara
Tiada ulasan:
Catat Ulasan